Tidak Mahu Mengemis Seorang Nenek Sanggup Menjual Belon Untuk Terus Hidup



Belon berwarna-warni yang digenggam Nenek tua bernama Vonny 68 tidaklah seindah warna kehidupnya. Perempuan tua yang memiliki anak sembilan itu harus berjuang untuk hidup dan membesarkan anak bongsunya, Parno, yang masih bersekolah disalah satu SMU Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan.

Dengan bantuan anak bongsunya, Parno, nenek Vonny setiap hari membuat belon gas.Nenek Vonny akan menjual balon gas itu seorang diri dengan berjalan kaki dari rumah ke Puskesmas Karuwisi Utara. Belon dijual dengan harga sekitar 5 ribu rupiah sahaja.

Jika jualan belonnya belum habis atau laris, nenek Vonny akan kembali melangkahkan kaki ke lorong-lorong di Jalan Pontiku dan mangkal hingga sekitar jam 11.00 malam. Hasil jualan digunakannya untuk membeli sedikit beras.

"Saya tak mau mengemis. Jualan belon adalah usaha suami saya sebelumnya. Anak saya 9 orang dan saya tak mau menjadi beban mereka, apalagi semuanya sudah berkeluarga," kata Vonny ditemui Liputan6.com di rumahnya Jalan Urip Sumoharjo, Lorong 3, Kelurahan Karuwisi Utara, Kecamatan Panakukang, Makassar,pertengahan bulan lalu..

Suami nenek Vonny, Arif Da'di, sudah meninggal setahun lalu. Vonny yang mengidap asma itu harus menjadi keua keluarga. Walaupun telah bekerja keras, pendapatan  hasil jualan belon tetap tidak seberapa. Keuntungannya hanyalah Rp 1.500 sebiji

"Kalau sakit asma tak kambuh, saya bawa 15 balon untuk dijual ke beberapa klinik kesihatan kanak-kanak yang terdekat. Kerana menjual di situ membuatkan kanak-kanak yang sakit menjadi gembira dengan melihat belon berwarna warni saya," kata nenek Vonny. Jika asmanya menyerang,nenek Vonny langsung tidak dapat menjual belonnya.

Jika hasil jualan kurang memuaskan, nenek Vonny hanya mampu menjual 6 atau 7 belon sahaja. Belon yang selebihnya kemudian dikempiskan kembali untuk dijual keesokkan harinya.NenekVonny berkata lagi dia terpaksa menjadi penjual belon karena tak ingin menjadi seorang pengemis.

Kehidupan nenek Vonny tidaklah semewah orang lain. Nenek Vonny tinggal di sebuah rumah kayu yang usang dan tidur beralaskan tikar nipis dan kusam yang sudah pun koyak. Walau nenek Vonny dikategorikan sangat miskin, nenek Vonny tidak pernah mendapat apa-apa bantuan dari kerajaan.

"Saya pernah beberapa kali meminta bantuan dari kerjaan,namun tak berhasil. Apalagi Bantuan Langsung Tunai (BLT) Indonesia, saya tidak pernah dapat.," ujar nenek Vonny.

Sumber : Citizen
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 Komen:

Post a Comment